Selasa, 27 Oktober 2020

 

Pengalaman Pembelajaran Jarak Jauh atau daring

Di Masa “Pandemi Covid 19 “

Oleh : EMIDARWATI, S.Pd

TANAH DATAR- SUMATERA BARAT

 

Pada Hari Jum’at tgl 20 Maret, rampung lah rapat Dewan namanya di tempat kami diumumkan di Grup WA GTKSK kami bahwa mulai tangal 25 Maret anak-anak kami sudah diizinkan dijemput oleh orang tua untuk dibawaw pulang sementara karena adanya penularan Virus Corona. Sekolah kami Pesantren anaaknya mondok. Kami seluruh GTKSK/ Guru-guru wali kelas mulai menelpon orang tua menyampai informasi tentang perpulangan anak-anak kita untuk semnetara sudah diizinkaan oleh Pimpinan kami.

Tepatnya Pada hari rabu tanggal 25 Maret orang tua wali murid kami mulai berdatangan sampai tanggal hari jum’at tanggal 27, alhamdulillah anak-anak kami sudah dijemput oleh orang tua atau wali murid.

Setelah anak-anak pulang kerumah orang tua, sebagai guru tentu banyak kegalauan karena kita harus melakukan “Proses-belajar Mengajar” walaupun dia berada dirumah.

Pengalaman saya dihari pertama mengajar daring saya memberikan pembelajaran melalu Via WA karena keterbatasan ilmu dan pengatahuan dengan ilmu pengetahuan computer.

Setelah lima belas harai berlalu kami sebagai guru diundang melalui Via WA oleh sekretarais yang berisi  “kepada semua guru SMP Excellent Nurul Ikhlas diundang untuk Rapat secara Zoommeeting pada hari Rabu tgl 15 April pada jam 08.00 dan sertakan link Viconnya. Dari kesimpulan hasil rapat antara lain :

1.      Guru melaksanakan pembelajaran dari rumah

2.      Guru diharapkan menggunakan aplikasi yang dirasa mampu untuk menyampaikan pelaajran kepada siswa.

3.      Guru diharapkan melakasanakan penilaian apektif dan kognitif selama proses pembelajaran Daring dilaksanakan.

4.      Wali kelas dan guru-guru diharapkana selalu menjalin kerjasama dengan orang tua wali murid selama  pembelajaraan daring.

5.      Guru dan wali kelas diharapakan melaporkan semua kondisi siswa dan tindak lanjut dari permasalahan siswa yang ditemukan.

Covid 19 atau Pandemi Corona sangat memberaikan dampak dan pembelajaran yang banyak seklai bagi setiap kehidupan. Tertuma terhadap Kegiatan Belajar dan mengajar (KBM). Kegiatan belajar mengajar yang semula kita lakukan secara “tatap muka” dengan adanya Pandemi harus beralih kepada “Jarak jauh“ atau disebut secara Online.

Agar penyebaran virus Corona bisa diminimalisir penularannya, makanya pemerintahan menganjurkan agar pembelajaran dilakukan dirumah. Hal ini dilakukan untuk menjaga  jarak antara satu orang dengan orang lain. Seperti yanga kita ketahui disaat tatap muka kita sering menemukan siswa sering berkerumun atau berkelompok karena keakraban social antara mereka.

Peraturan Pemerintah menerapkan pembelajaran jarak jauh ini sangat berat sekalai bagi para orang tua, siswa dan guru. Dan hal ini tentu merupakan hal baru bagi semua kalangan diatas. Karena selama ini hal ini nbelum pernah diterapkan “ Pembelajaran Jarak jauh” atau pembelajaran Daring”

Pengalaman positif bagi kami sebagai seorang guru (terutama saya) antara lain :

1.        Memaksa kita sebagai guru untuk mampu memanfaatkan Ilmu teknologi dalam membuat media pembelajaran seacara Daring dengan  belajar melalui internet dan Youtube.

2.        Memberianikan diri untuk mengikuti Webinar, Seminar Diklat dan lain-lain untuk menambah ilmu dan wawasan selama Covid 19

3.        Mampu melaksanakan “ Kegiatan Belajar Mengajar “ dimana saja tanpa harus dirungan kelas

4.        Memanfaatkan Ilmu Teknologi dalam pengiriman tugas dari guru dan siswa melalui Internet.

5.        Pengalaman saya yang paling mengesankan bagi saya sabagai guru yang minim teknologi adalah dengan IGI Kerawang Jawa Timur (Membuat media pembelajaran GoogleClassrom dan Quiziz). Pengalaman yang sangat luar biasa bagi saya saat mengikuti Webinar tersebut karena sayalah yang berasal dari Sumatera Barat memberanikan diri untuk mengikuti webinar yang diadakan dari tanggal 6 Juli – 15 Juli sebanyal 32 JP. dengan Pemateri Bapak Afif Miftahur Basar) dan juga dibuat grup WA untuk memudahkan komunikasi  jika ada kendala dalam pembuatan tugas-tugas yang diberikan.

Dan beliau sangat open dengan semua peserta webinar jika ada kendala dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Hal ini terlihat dari semua jawaban yang diberikan saat para peserta mengajukan beberapa pertanyaan tentang permasalahan dalam mengerjakan tugas. Dan Alhamdulillah sampai saat ini saya selalu menggunakan pembelajaran daring dengan Google Classroom, yang saya ampu dari hasil Webinar tersebut.

Selain pengalaman positif ada juga pengalaman negative yang saya rasakan, Pembelajaran jarak jauh belum bisa saya laksanakan secara maksimal dengan kondisi keterbatasan/ minimnya ilmu teknologi computer. Sehingga pembelajaran jarak jauh atau daring belum bisa secara maksimal dilaksanan sesuai dengan harapan yang diharapkan. Karena sekolah kami pesantren yang siswanya berasal dari berbagai daerah Sumatera yang latar belakang orang tuanya yang berbedaa-bedaa ada yang ekonomi tinggi dan ada yang ekonominya rendah. Ada beberapa kendala dalam pembelajaran daring antara lain :

1.        Sarana dan prasarana yang kurang memadai. Pada awal pembelajaran jarak jauh banyak siswa yang belum memiliki HP Android.

2.        Siswa memiliki HPnya tapi milik milik orang tua

3.        Orang tua banyak yang bekerja walaupun dimasa Pandemi (pegaawai, pedagang, petani  dan lain-lain) sehingga dalam mengerjakan tugas-tugas siswa banyak yang tidak mengerajakannya karena tidak didampingi orang tua.

4.        Ada sebagian kecil dari siswa yang tinggal didaerah pelosok sering terjadi permasalahan yang terjadi :

a.    Counter pulsa yang jauh dari tempat tinggal karena tinggal didaerah pelosok

b.    Sering sinyal bermasalah/ tidak menentu

c.    Quota internet mahal karena jauh dari kota

5.        Kurangnya disiplin siswa dalam mmengumpulkan tugas-tugas. Ada beberapa siswa yang terlambat mengumpulkan tugas walaupun sudah diberi penambahan waktu mengerjakannya. Hal ini disebabkan karena tidak disiplin mengerjakan, karena sinyal, kuota ataupun sengaja  bermain dengan menggunakan HP.

Saya sebagai Kesiswaan dan wali kelas selalu menjalin kerjasama komunikasi dengan wali murid tentang kondisi siswa yang dilaporkan oleh guru-guru dan wali kelas kepada saya.

Saya menelpon wali murid bagi siswa dari laporan guru dan pemantauan saya melalui absen kehadiran digrup WA kelas dan menyampaikaan informasi kepada wali murid tentang kondisi anak dan alhamdulillah beliau menanggapi dengan baik, tetapi ada beberapa kendalanya yang disampaikan orang tua kepada kami :

1.        Tingkat ekonomi yang rendah

2.        Kepemilikan HP yang Cuma satu sedangkan anaknya ada 4 orang yang dalam usia sekolah (SD, SMP, SMA)

3.        Orang tua pedagang dipasar dan HP dibawa kepasar, sehingga anak tidak bisa mengerajakan tugas-tugasnya.

4.        Karena dipondok tidak boleh memakai HP tentu HP merupakan barang yang sangat diidamkan, dalam pembelajaran Daring harus memakai HP, sehingga melalaikan semua tugas hariannya terutama ibadah dan juga tugas lainnya seperti, mandi, makan dan tugas-tugas lainya.

5.        Kecendrungan anak-anaknya main Game sampai larut malam

6.        Anak tidak bisa disiplin melaksanakan tanggung jawabnya sebagai pelajar, anak tidak mau mengikuti pembelajaran daring dan bermain/ kumpul-kumpul dengan teman-teman diluar sedangkan kondisi lagi Corona

7.        Orang tua tingkat emosinya tinggi kaarena sikap dan prilaku anak selama dirumah

8.   Rendahnya kemmapuan teknologi bagise bagiaan wali murid

 

Sedikit pengalamana saya berkomunikasi dengan wali murid sebagai kesiswaan, dengan susahnya mengurus anak dirumah dengan beberapa peran yang harus dimilikinya yaitu jadi ortu, guru dan mungkin juga sebagai teman yang akan mendengar cerita dan curhatan anak-anak beliau. karena mengalami kendala disebabkan karena keterbatasan pendidikan dan lainnya sehingga beliau belum mampu menjadi peran tersebut diatas, dan bahkan tak jarang beliau menghadapi masalah-masalah sering emosi dalam memberikan naasehat atau pembinaan kepada anak-anak beliau. Bahkan ada diantara wali murid kita sekitar bulan Juni beliau menelpon dan menceritakan tentang kondisi anak beliau dirumah karena susahnya menberikan nasehat kepada anaknya dirumah sehingga terlontar dimulutnya kepada kita apakah saya harus mempraktekkan semua peraturan yang diberikan oleh Pesantren itu kepada anak saya ustadzah agar anak saya patuh, mudah diatur dan ikut belajar dan mengerjakan tugas-tugas belajarnya.

Semampu saya hanya memberikan masukan sebagai orang tua dipesantren, agar menasehati anak-anak beliau dengan baik dengan diajak komunikasi jika tidak bisa maka berdo’a saja kepada Allah semoga ada Hidayah dari Allah. Dari informasi orang tua tentang permasalahan anak tersebut sayamencoba melakukan pendekatan menelpon melalaui via telpon kepada anak kami dan memberikan nasehat-nasehat dengan sekemampuan kita lebih kurang 3 x menelpon dari bulan Mei-bulan Juni. Sekitar satu bulan tepatnya pada bulan Juli Orang tua menelpon kembali dan meyampaikan  alhamdulillah anaknya terjadi perubahan kearah lebih baik dan mulai mau belajar tanpa harus dimarahi dan ditegur oleh ortu (sudah dengan kesadaaran sendiri bahwa belajar dan beribadah sudah tanggung jawab dia)

Jadi dari penularan kasus Corona ini banyak berdampak negative bagi orang tua, guru dan murid.Bagi guru-guru harus merubah diri untuk menambah/ meningkatkan ilmu pengertahuan dalam teknologi komputer, bagi orang tua kembali melaksanakan perannya sebagai orang tua yang punya peran ganda disamping menjadi orang tua harus mampu menjadi guru bagi anak-anaknya dan sebagai murid sebenarnya harus mampu meposisikan diri degan baik sebagai siswa yang bisa memanfaatkan teknologi komputer untuk media pembelajaran bukan untuk hal yang tidak bermanfaat(permainan game yang bukan bernuansa belajar) jika game yang pendidikan tidaka da salahnya.

Juga dalam menghadapi Corona ini kembali lagi kepada kita bagaimana menghadapi kondisi ini apakah dengan emosi, mengeluh atau semakin meningkatkan ibadah kepada Allah. Karena semua ini adalah Kuasa Allah, hal tidak bisa kita tolak dan tidak bisa juga kita minta karena keketapannya sudah ada pada Nya.

Demikianlah pengalaman kami sebagai guru selama “pembelajaran jarak jauh “ yang mengajar disebuah pesantren. Yang memiliki Kharakter memahami ayat Al Qur'an, berakhlak mulia, dan kode etik Pondok dan peraturan yang disusun berdasarkan kepentingan lingkungan pesantren kami.

 

Pincuran Tinggi, Selasa 27 Oktober 2020

 

                                                                                                        Wassalam 

                                                                                                      Emidarwati, S.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar